Breaking News

Gawattt , Mamaku HAMIL ANAKKU

Cerita Dewasa -Perkenalkan namaku Jerry usiaku 18 tahun dengan besar tubuh 172 centimeter serta berat 70 kilogram. Saya sendiri merupakan anak tunggal. Dikala ini saya baru saja lulus dari salah satu SMA di kota Surabaya serta lagi belajar intensif buat mengalami tes masuk Akademi Besar Negara. Papaku bernama Martin Tan merupakan seseorang pengusaha generasi Tionghoa berumur 41 tahun dengan bentuk badan besar 175 berat 72 kilogram.




Sebaliknya Bundaku yang bernama Asifa Khan merupakan perempuan generasi Pakistan berumur 39 tahun dengan bentuk badan besar 170 centimeter serta berat 68 kilogram bekerja selaku Bunda Rumah Tangga tetapi pula mempunyai bisnis online baju- baju wanita yang dia jalankan dari rumah. Percampuran darah Tionghoa- Pakistan inilah yang kesimpulannya mempengaruhi pada fisikku. Saya mewarisi mata sipit khas Tionghoa dari Papaku serta pula hidung mancung khas Pakistan dari Bundaku.LINK DAFTAR PASANG123 TERBARU 2021



Menawan. Seperti itu kata awal masing- masing teman- temanku memandang Ibu. Mereka senantiasa berpendapat semacam itu sebab paras Bundaku memanglah rupawan semacam artis Bollywood. Di umurnya yang mendekati 40 tahun, kulit Ibu masih nampak kencang, pula putih serta lembut. Buah dadanya menonjol besar berdimensi 36D, pantatnya bahenol, hidungnya yang mancung, sebaliknya rambutnya pendek sebahu sehingga lehernya yang jenjang nampak begitu seksi.Awal mulanya saya tidak menyimpan perasaan apa- apa, tetapi seluruh berganti kala saya nyelonong masuk ke dalam kamarnya pada sesuatu hari. Saya kaget karena di dalam nyatanya bunda lagi berubah pakaian. Nampak dia cuma menggunakan kutang gelap dan celana dalam gelap yang menempel pada badan seksinya. Panorama alam yang menggiurkan sekali.>Lama saya menatapnya. Begitu pula dengan Ibu. Kami bersama bengong sebab saking kagetnya. Tetapi, saya siuman duluan. Begitu malu, saya juga langsung menutup kembali pintu kamarnya.

Tidak lama, Ibu yang sudah berakhir mengenakan baju, keluar serta menghampiriku yang lagi duduk di sofa sembari menyaksikan televisi. Saya juga lekas memohon maaf.

“ Maaf, Bun. Tadi tidak terencana.”

Ia tersenyum.“ Iya, tidak papa. Ibu dah tau kok.” Dia berbuat seolah- olah peristiwa itu tidak sempat terjalin sehingga membuatku jadi lega.

Tiap pagi saya memandang Ibu menyapu serta mengepel rumah. Saya kerap memandang 2 susu montoknya bergelayutan indah di balik pakaian longgar berbelahan rendah yang kerap dia kenakan. Sangat panorama alam indah meski memandang perihal itu membuatku tersiksa akibat wajib menahan konak serta gelora birahi.

Bila Ibu lagi menyapu ataupun mengepel rumah, saya kerap iseng. Terencana saya perkenankan kakiku terletak di lantai meski berulang kali Ibu menyuruhku menaikan kaki ke atas sofa, dengan terencana saya tidak menuruti perintahnya. Perihal tersebut kerap membuat Ibu agak jengkel meski dia tidak sempat marah, dia cuma mencubit pahaku bila saya telah berbuat demikian.

Saya sih happy- happy saja dicubit olehnya sebab jadi memiliki alibi buat membalas. Jika 2 mencubit, kubalas dengan menggelitik pinggang Ibu hingga kesimpulannya kami berdua duduk sembari tertawa bersama di kursi. Kala saya menggelitik pinggangnya, bunda kerap meronta ke situ ke ayo sehingga jari- jariku dapat memegang susu montoknya secara tidak terencana. Tubuhnya pula kerap pula berlabuh di pangkuanku akibat kegelian sebab saya gelitik. Posisi demikian membuatku risau karena saya khawatir kontolku yang membeku tegang diketahuinya.

Saya tidak sempat menyangka apalagi tidak sempat merancang buat bersetubuh dengan Bundaku sendiri. Tidak hanya seleraku lebih tertuju pada wanita muda semacam sahabat sekolahku Reva, saya juga menghormati dia selaku wanita yang telah melahirkanku ke dunia. Tetapi nyatanya apa yang saya bayangkan jadi realitas, saya menggauli Bundaku nyaris tiap hari, tiap terdapat peluang.

Peristiwa dini bermula kala Papa berangkat dinas ke luar kota sepanjang seminggu. Rumah jadi hening, cuma tinggal saya berdua bersama Bundaku. Semacam pagi- pagi umumnya, bunda menyapu lantai serta mengepel rumah. Saya yang duduk sembari menyaksikan televisi kembali iseng dengan tidak ingin menaikkan kaki. Ibu yang melihat ulahku itu langsung mengomel.

“ Aduh, sayang, kalian nakal amat sih!” ucapnya sembari menghasilkan jurus mencubit pahaku.

Saya yang menemukan serbuan, pasti tidak tinggal diam. Kubalas menggelitik pinggangnya. Ibu tertawa kegelian sembari menggelinjang tidak karuan. Kesimpulannya dia memeluk pinggangku erat- erat dengan kepala terletak pas di perutku. Posisi demikian membuat kontolku yang telah tegang serta keras tertindih oleh susunya yang montok. Sangat membuat darahku berdesir. Birahiku jadi naik tetapi masih bisa saya kendalikan.

Masih dalam posisi demikian, Ibu kesimpulannya menyerah serta memintaku menghentikan gelitikan. Saya juga menyudahi. Dia setelah itu melepas pelukannya pada pinggangku, kemudian dia bersandar di sofa sembari terengah- engah kecapekan. Nampak keringat membasahi mukanya yang menawan. Saya terpana melihatnya, Ibu terlihat seksi serta bercahaya.

Dia mengusap- usap lembut kepalaku sembari senantiasa duduk bersandar. Saya juga tidak tinggal diam, saya lap keringat di wajah serta keningnya. Dia tersenyum manis melebihi umumnya. Seketika entah dorongan dari mana, saya berani mencium kening Bundaku sendiri. Yang saya rasakan, secara seketika saya jadi sayang kepada Ibu serta jadi mau lebih dekat dengannya.

Menemukan perlakuan demikian, Ibu tidak marah. Malah dia memegang lembut pipiku serta tanpa kusangka diteruskan dengan mencium lembut bibirku. Menemukan rambu tersebut, saya juga balas mencium bibirnya hingga kesimpulannya kita silih berpagutan.

Awal mulanya memanglah ciuman biasa, tetapi sehabis lumayan lama, seketika lidah Ibu menerobos masuk ke dalam mulutku. Perihal tersebut tidak saya sia- siakan, kilat kuusap- usap lidahnya dengan lidahku serta mengenyot lidahnya lembut. Ibu melingkarkan kedua tangannya melingkari leherku, membuat tanganku mulai berani menjamah susunya yang montok. Sembari senantiasa berciuman, kuusap memutar serta kuremas- remas lembut susu Ibu.


“ Sssssshhhhhh eeeehhhhmmmm…” desahnya.

Terasa hangat hembusan nafas bunda dikala dia melepas bibir bawahnya buat menarik nafas. Ciuman kami telah terus menjadi panas, pula meningkat liar serta basah. Tidak hanya bibir, saya pula mencium serta menjilati leher Ibu yang basah oleh keringat serta pula anting- anting emasnya yang menawan. Ibu jadi terus menjadi bernafsu, tangannya tidak lagi melingkari leherku, melainkan telah meremas- remas kepala dan rambutku.

Secara lama- lama, kubuka kaos putih yang dia gunakan. Nampak kutang gelap favoritnya yang sempat saya amati tempo hari. Ibu cuma diam, pasrah, apalagi cenderung memohon. Lekas saya jilati bagian atas susunya yang tidak tertutup kutang. Kuhisap serta kukenyot- kenyot lama- lama sampai membuat Ibu jadi risau sebab birahi yang terus menjadi memuncak.

“ Buka saja, sayang!” Ia mendesah, memintaku supaya lekas menelanjangi dirinya.

Dengan tangan gemetar kubuka kutang itu buat memudahkanku memainkan bulatan susunya. Kulit Ibu yang putih membuat areola yang melingkar di tengah susunya nampak menggiurkan; bercorak coklat muda kemerah- merahan. Tetapi sayang, putingnya kecil sehingga cuma sedikit menonjol meski telah jadi keras di tengah susunya yang padat serta kenyal.

“ Hanya ingin megang? Tidak ingin nyium?” tawar Ibu.


Mengangguk mengiyakan, saya langsung menghirup, menjilat, serta mengenyot- ngenyot dengan lembut susu dan putingnya. Ibu bergerak- gerak risau menunjukkan birahinya telah terus menjadi memuncak, hingga kesimpulannya tangannya telah terletak di atas kontolku di luar celana pendek yang kukenakan.


Ibu mengusap- usap kontolku sedikit agresif. Tetapi, walaupun menemukan perlakuan demikian, saya senantiasa liar memainkan lidah serta mulutku pada kedua susunya yang montok, kenyal, dan padat itu.

Ibu setelah itu berdiri melucuti rok pendek serta merendahkan celana dalamnya sendiri. Nampak memeknya begitu tembem tanpa terdapat bulu sedikitpun.

“ Wow, seksinya!” bisikku dalam hati.

Dia setelah itu memintaku berdiri serta langsung merendahkan celana pendekku langsung beserta celana dalamnya, kontolku yang berdimensi 20 centimeter telah sangat keras kontan meloncat menunjuk- nunjuk ke depan. Nampak Ibu kaget memandang kontolku yang besar serta panjang, mukanya memerah dikala memandang.

“ Hanya dilihat doang, Bun? Tidak pengen pegang?” tanyaku balik.

Ibu tersenyum. Masih dengan mata tidak berkedip, dia mulai memegang serta mengusap- usap lembut batang kontolku. Dengan bersemangat dia memajukan wajah sampai kontolku melekat di bibirnya.

“ Eehmm… Bun!” saya merintih dikala bunda mulai menciumi batang kontolku. Serta,“ Oouughhhh…” saya menjerit begitu masuk terkulum mulutnya.

Ibu terus menjadi liar bermain dengan kontolku, dia terus menjilat serta memaju- mundurkan kepala. Bunda nyatanya mahir pula sehingga kontolku tidak sempat memegang giginya. Tidak terlewatkan kepala kontolku dia kenyot- kenyot lembut sembari tangannya meremas biji pelerku. Nampak dia begitu berpengalaman mengoral kelamin pria.

Pernah timbul bermacam benak dalam otakku,“ Aneh, Bundaku yang nampak semacam perempuan baik- baik, yang tidak suka keluyuran dan lugu ini, begitu pandai mengoral kontol. Apa bisa jadi dia kerap menyaksikan film bokep ya? Ataupun, dia bisa jadi telah kerap melaksanakannya!”

Memandang Ibu yang telah keletihan, kuminta ia supaya duduk sembari membuka kakinya lebar- lebar. Dia juga menuruti kemauanku.

Nampak memeknya yang tembem tanpa bulu. Saya lekas menjilati memek itu dengan lama- lama serta lembut, mulai dari liangnya yang kecil hingga itilnya yang menonjol kaku. Nyaris segala kulit badan Ibu jadi merah kala saya terus menjadi kilat mempermainkan lidah serta mulutku pada belahan memeknya.

“ Aaaaaaaeeeeehhhhhh ssssshhhhh…” desah Ibu sembari badannya tidak dapat diam, terus bergerak makin kemari akibat menemukan sensasi nikmat pada lorong memeknya.

Kucoba mencolokkan jari tengahku ke liang memek yang telah sangat basah itu, peret sekali serta agak susah. Kugerakkan lambat- laun sembari mulutku terus mengenyot serta menjilat, itil Ibu kurasakan telah sangat membeku. Ia terus menjadi mendesah serta mengerang sembari tangannya mencengkeram agak kokoh rambut dan kepalaku.

“ Eeeemmhhhh, ooouuuuuuhhhhh… eeessssshhhhhhh!” rintihannya membuat atmosfer terus menjadi panas.


Gawattt , Mamaku HAMIL ANAKKU

Saya terus menjilat, menghirup, serta mencucup itilnya berulang kali, terkadang dengan kenyotan agak kokoh, sebaliknya jari tengahku telah terus menjadi bebas mengocok liang memeknya. Perlakuan demikian berlangsung nyaris 15 menit sampai Ibu menggapai orgasmenya.

“ Aaaaaaaaahhhhh, ooooouuuuhhhhh…!” erangnya keras. Tangannya mencengkeram kokoh kepalaku, memencet pada belahan memeknya yang berkedut- kedut hebat sembari badannya menggelinjang ke sana- kemari.


Cairan kenikmatannya menyembur deras, membasahi tangan dan daguku. Lama- lama kutarik jari tengah dari dalam lubang memeknya. Terdengar napas bunda masih terengah- engah.

“ Ingin dilanjutkan, Bun?” saya bertanya.

Ibu cuma mengangguk, tidak dapat bersuara.

Kuminta ia supaya menungging. Tanpa banyak basa- basi, Ibu lekas berputar serta menekuk badannya, saat ini ia menungging di kursi. Saya berdiri di belakangnya, tersenyum, merasa bahagia sebab dapat bebas melaksanakan penetrasi ke dalam liang memeknya.

Sembari tangan kananku mencengkeram pantat bundar Ibu yang bahenol, kuarahkan kontolku mengarah lubang memeknya. Lumayan susah kepala kontolku merambah lubang itu, terasa peret serta kecil sekali.

“ Tidak dapat masuk, bun.” saya mengatakan.

“ Dorong terus! Nanggung!” Bunda mendesah.

Dengan satu dorongan kokoh, saya melaksanakannya. Ibu menolong dengan membuka belahan memeknya lebih lebar lagi. Kutusuk sekuat tenaga sampai kontolku melesak, terbenam di liang memek Ibu yang kecil.

“ Aagghhhh…” kami bersama melenguh walaupun baru kepala kontolku yang masuk.

“ Dorong lagi, sayang!” Bunda mengatakan.

Saya mengangguk. Dengan dorongan cairan memek serta sisa cairan orgasmenya, kontolku kembali meluncur masuk. Memek Ibu terasa mencengkeram kokoh serta masih agak peret kala kontolku telah terbenam seluruhnya.

“ Kalian telah tidak perjaka lagi, sayang. Hihi…” Ibu tertawa.

Saya tersenyum.“ Saya bahagia melaksanakannya bersama Ibu!”

“ Nah, saat ini goyang. Puaskan Bundamu ini!” Ia memohon.

Dengan lama- lama, saya mulai menggoyangkan pinggul. Awal mulanya agak sedikit kaku. Tetapi dengan tutorial Ibu serta arahan darinya, tidak lama saya mulai mudah. Dari gerakan melingkar, saya juga mulai memaju- mundurkan kontolku secara lama- lama. Menyetubuhinya!

“ Aagghhhh… terus, sayang! Tusuk yang keras! Terus!” Bunda merintih, menggelinjang keenakan.

Begitu pula denganku, kurasakan liang memek Ibu telah bisa membiasakan dengan kontol besar serta panjang milikku. Saya jadi lebih bebas dalam menyetubuhinya.

“ Eeeemmmm eeeemmmhhh… lezat! Terus, sayang!” desah Ibu.


Saya terus menjadi semangat memompakan kontol. Sembari berpegangan pada bokong bundar bunda, kutambah kecepatan ayunan sehingga bunyi plok plok plok jadi makin gencar serta keras.

“ Aaaaahhhhhhh, aaaaaeeeeehhhhhh… ssssshhhhh, ooooouuuhhhh!” desah bunda bersamaan gerakanku yang terus menjadi kilat.

Saat ini kedua tanganku meremas- remas agak kokoh pantat bulatnya, pula sesekali menyambar bongkahan payudaranya yang bergelantungan indah. Terdengar desahan serta erangan Ibu terus menjadi liar membahana sebab nafsu birahi, ia kayaknya tidak hirau bila teriakannya hendak terdengar oleh orang sebelah.

Nampak Ibu mulai menggoyang- goyangkan pantatnya. Dengan kecepatan penuh saya kocok terus memeknya dengan kontolku.

Baca juga : Saat aku bermain ke rumah Dosen Cantik


“ Sayang, saya keluar! Aaaaaaooooouuuhhh, oooooouuuuuwwww, sssssshhhh!” erang bunda dikala menemukan orgasme kedua.

Kuhentikan gerakan sejenak, kunikmati kedutan- kedutan memek Ibu pada batang kontolku yang masih terbenam kokoh. Terasa kontolku semacam diremas- remas, sangat nikmat sekali.

Kala gelora orgasme Ibu telah mereda, saya lekas menelentangkan badannya. Dengan penuh penafsiran Ibu merentangkan kakinya lebar- lebar biar saya lebih bebas menusukkan kontolku ke dalam lubang memeknya.

Bibir memeknya masih memerah. Cuma memandang telah membuatku menelan ludah. Sangat indah sekali. Tanpa bulu, tembem, serta merekah basah.

“ Mari, sayang! Tunggu apa lagi?” kata Ibu, tersenyum.

“ I- iya, Bun!”

Kutindih badannya, kuarahkan kontolku pas ke lubangnya yang mungil. Dengan gampang saya masuk. Sembari memeluk serta menciumi bibir Ibu, saya mulai bergerak maju mundur. Goyanganku membuat kedua susu montok bunda bergoyang- goyang turun naik. Indah sekali.

“ Aaaaaaeeeeehhhh, eeeehhhmmmmm, oooooouuuuuhhhh!” desah bunda.

Saya terus mengocok kontol dengan kilat ke dalam liang memeknya. Nampak mata Ibu terpejam, mulutnya menganga sembari tidak henti- hentinya menghasilkan desahan yang sangat sensual.

Saya raih kedua susunya yang bergoyang- goyang indah itu. Kuremas- remas, terasa begitu montok, padat, serta kenyal. Saya terus memeganginya, mengombinasikan remasan lembut serta cengkraman kokoh sembari terus memaju mundurkan pinggul. Kontolku menembus lubang memek Ibu dengan sangat kilat.

“ Ooughhh, sayang! Aauughhh!” Ia menggelinjang di atas sofa. Matanya terpejam, pipinya terlihat terus menjadi memerah, sedangkan mulutnya menganga sembari tidak henti- henti menghasilkan desahan dan erangan.

Saya yang terus memompakan kontol mulai merasakan gatal serta geli di kepala kontol, menunjukkan sebentar lagi orgasmeku hendak lekas datang.

“ Aaaaaaoooouuuwwww, aaaaaaahhh… saya keluaaaar!” erang bunda, sembari memeluk tubuhku erat. Nyatanya ia telah mendahului.

Nyaris berbarengan dengan orgasmenya, saya juga menjerit pula. Badanku terkejang- kejang, sedangkan cairanku menyembur deras penuhi liang rahim Ibu. Kami berpelukan, berciuman, menikmati saat- saat indah itu.

Lama tidak terdapat yang bergerak, dengan kontolku senantiasa menancap di belahan memeknya, hingga kesimpulannya saya bangkit. Kucabut kontolku dari jepitan memek Ibu. Nampak begitu banyak mani mengalir keluar dari celah belahannya yang kecil.

“ Terima kasih, Bun.” Saya berbisik, kembali mencium bibirnya.

“ Ibu yang harusnya terima kasih.” Ia tersenyum, kemudian mengajakku mengarah kamar mandi buat mensterilkan diri.

Di situ, sembari menyabuni badan montok Ibu, saya mencermati pengakuannya. Nyatanya ia rela menyerahkan badannya sebab telah tidak tahan lagi. Telah setahun ini Ibu tidak memperoleh nafkah batin yang lumayan dari Papa.

“ Kok dapat, bun?” tanyaku sembari mengurut- urut bulatan payudaranya.

“ Papamu suka loyo, kontolnya kadangkala dapat ngaceng kadangkala enggak!” jawab Ibu.

“ Oo pantes!” Saya memeluk badannya.“ Jika gitu saya siap jadi pengganti Papa. Ibu ingin?”

Ibu tidak menanggapi. Tetapi dari kakinya yang mengangkang, siap buat kusetubuhi, saya ketahui jawaban yang dia bagikan. Saya juga kembali memasukkan kontolku ke memeknya yang masih licin akibat cairan kami berdua.

“ BLESS BLESS OHH OHH OHH!”. Erangku menahan kenikmatan.

Ibu sendiri cuma cuma mendesah menikmat sodokan penisku. Saya juga mencium bibirnya, lehernya, anting- anting di telinganya serta pula kedua payudaranya yang luar biasa montok. Saya begitu bergairah pada game kedua ini. kusodok memek Bundaku dengan penuh nafsu.

“ OHH OHH OHH Ibu Nikmat Ibu OHH OHH OHH!”. Erangku padanya.

“ Iya sayang Ibu pula nikmat OHH OHH OHH!”. Balasnya padaku.

Game kedua ini berlangsung lumayan panas. Kami juga berganti- ganti style dari mulai saya misionaris, women on top, doggie gaya, serta pula posisi menyamping. Seluruh begitu nikmat serta menghanyutkan.



Tidak terasa 45 menit telah lalu. Ibu sendiri telah 3 kali orgasme. Spermaku pula telah terasa hendak keluar. Dalam posisi misionaris ini saya juga menyodok memeknya lebih dalam lagi hingga memegang rahim Ibu. Tiap kontolku memegang pintu rahimnya saya merasakan rasa nikmat yang teramat sangat. Pernah terpikir olehku gimana jika nanti Ibu berbadan dua akibat semburan spermaku di dalam rahimnya? Tetapi sebab telah kepalang tanggung saya mengesampingkan perihal tersebut, yang berarti nafsuku wajib tuntas kali ini. masalah berbadan dua ataupun tidak itu urusan nanti yang berarti saya mau memperoleh kenikmatan maksimum dari Bundaku yang menawan bahenol serta berdarah Pakistan ini.

“ OHH OHH Ibu Saya Ingin KELUAR TERIMALAH BENIH ANAKMU INI OHHH CROOTTT CROOTTT CROOTTT CROOTTT CROOTTT!”. Teriakku sembari menyemburkan mani ke rahim Ibu dengan kokoh.

“ OHH JERRY SAYANG Ibu Pula KELUAR AHH AHH CREEETT CREEETT CREEETT!”. Sahut Bundaku yang pula telah menggapai orgasmenya.

Kesimpulannya saya juga ambruk menindih badan Bundaku. Nafasku terengah- engah sebab keletihan begitu pula dengan Ibu. Sehabis lebih tenang saya mendongakkan kepalaku sedikit sembari memandang wajah Ibu. Kulihat dia begitu senang sekali teruji dengan tatapan matanya yang berbinar- binar memandang anaknya sukses membagikan kenikmatan seks padanya. Kami juga berciuman mesra sembari berpelukan erat. Entah mengapa dalam posisi semacam ini rasa sayangku juga timbul terhadap Ibu. Saya seolah tidak mau membebaskan Ibu dariku. Saya mau mempunyai Ibu seutuhnya. Inikah yang dinamakan jatuh cinta? Ya warnanya saya jatuh cinta dengan Bundaku sendiri.

“ Ibu makasih ya, saya puas banget hari ini main sama Ibu”. Kataku padanya.

“ Ibu pula terima kasih sama kalian Jer”. Balas Ibu padaku.LINK DAFTAR BAGONG4D TERBARU

“ Saya sayang Ibu, saya gak ingin kehabisan Ibu, I love you Bunda…CUPP”. Kataku sembari memeluknya erat serta mencium bibirnya yang lembut.

Ibu pula sayang kalian Jerry, love you too anakku sayang…CUPP”. Timpal Ibu yang pula membalas perkataan serta pula ciumanku.

Sehabis berpelukan serta berciuman mesra, saya tersadar apa yang saya jalani. Ya saya sudah menghasilkan spermaku ke rahim Ibu dengan sangat banyak sepanjang 2 ronde persetubuhan kami tadi. Gimana bila Ibu berbadan dua? Kemudian gimana dengan Papa? Sebab penasaran saya memberanikan diri buat menanyakan perihal itu padanya saat ini.

“ Ibu”.

“ Iya sayang”.

“ Tadi spermaku saya keluarin di rahim Ibu”. Kataku merasa bersalah sembari menundukkan kepala.

“ Gak apa- apa sayang, namanya pula masih perjaka, normal”. Balas Ibu sembari mengusap kepalaku dengan lembut.

“ Terus, kalo nanti Ibu berbadan dua gimana?”. Tanyaku padanya.

“ Malah Ibu pengen memiliki anak lagi sayang, sesungguhnya dari dahulu Ibu pengen memiliki anak lebih dari satu, tetapi tau sendiri kan Papa kalian kerap padat jadwal sama bisnisnya, terlebih saat ini performa seksnya udah menyusut jauh, makanya Ibu gak dapat ngasih kalian adik”. Curhat Ibu pilu.

“ Tetapi Bun, kalo nanti Ibu berbadan dua benihku terus nanti saya ingin panggil ia apa? Kan ia lahir dari rahim Ibu pula sama seperti saya?”. Tanyaku bimbang.

“ Ya berarti kalian bakalan jadi Papa sekalian kakak buat balita di rahim Ibu nanti, terlebih Ibu saat ini lagi subur- suburnya. Kalo spermamu dapat membuahi Ibu hari ini, tahun depan kalian bakalan dapet adik baru sekalian jadi Papa kandungnya hihihi”. Balas Bundaku sembari tertawa kecil dengan tatapan mata berbinar- binar ke arahku.

Mendengar kata“ lagi produktif” dari Bundaku otomatis membuat kontolku mengencang kembali. Ah saya lanjut main ronde ketiga. Ibu yang menyadari pergerakan kontolku di memeknya mulai tersenyum. Ia ketahui kalau saya menginginkannya lagi.

“ Aduh anak Ibu, kok kontolnya ngaceng lagi sih? Gak kasian apa sama Ibu yang udah kecapean ini hihihi”. Kata Bundaku merajuk manja.

“ Abis sih, tadi Ibu ngomong“ lagi produktif”, jadinya kontolku ngaceng lagi deh OHH OHH OHH”. Balasku sembari kembali menyodokkan penisku ke dalam rahimnya.

“ Dasar anak bandel, yaudah tuntasin gih nafsumu saat ini sama Ibu, tetapi inget ya ini yang terakhir, Ibu masih banyak kerjaan soalnya”. Sahut Bundaku.

Saya juga melanjutkan permainanku. Nyaris 30 menit kami bermain. Dikala hendak klimaks. Kucium anting- anting emas di telinganya kemudian kusemprotkan sisa- sisa spermaku ke rahimnya, Ibu juga pula klimaks sembari memelukku erat- erat. Sehabis game berakhir kami juga bergegas buat mensterilkan diri di kamar mandi kemudian keluar mengenakan pakaian serta beraktifitas semacam biasa. Malamnya dapat ditebak, Ibu mengajakku tidur di kamarnya tetapi kami tidak“ gituan” sebab Ibu beralasan letih mengurus rumah seharian serta pula bisnis onlinenya. Saya juga paham serta cuma tidur bersama tanpa mengajaknya berhubungan seks.

Sejak kejadian itu, saya bagaikan kecanduan seks dengan Ibu. Nyaris tiap hari kami berhubungan seks seperti suami istri apalagi kala Papa terletak di rumah. Kerapkali di waktu malam kala berakhir berhubungan seks dengan Papa, Ibu kerapkali menyelinap ke kamarku serta mengajakku berhubungan seks kembali sebab dia beralasan Papa tidak sanggup memberinya kepuasan seks yang maksimum semacam yang biasa ia nikmati dariku. Saya bahagia mencermatinya serta berikutnya kami hendak berhubungan seks hingga menjelang pagi serta Ibu hendak kembali ke kamarnya supaya Papa tidak curiga.

Gawattt , Mamaku HAMIL ANAKKU

4 bulan telah saya serta Ibu menempuh hari- hari dengan penuh cinta. Tidak hanya menempuh ikatan terlarang dengan Bundaku, saya senantiasa belajar buat mempersiapkan diri masuk PTN. Ibu kala sehabis bercinta denganku senantiasa menyemangatiku buat aktif belajar supaya cita- citaku tercapai. Hari ini di waktu malam tibalah saatnya pengumuman pilih masuk Akademi Besar Negara. Dengan perasaan deg- degan saya masuk ke kamar serta membuka laptop serta kuaktifkan modem supaya bisa membuka web pengumuman serta kumasukkan nama serta nomor ujianku. Saya berharap diterima di PTN di kotaku ini biar saya tidak butuh berpisah dengan Ibu. Sehabis kumasukkan seluruh dataku serta kulihat hasilnya nyatanya saya diterima di PTN kesukaan di kotaku. Saya juga merasa bahagia sekali dikala itu. Saya juga langsung keluar kamar mencari Ibu yang terdapat di kamarnya buat memberitahukan berita gembira ini.

Sewaktu berangkat ke kamarnya kulihat Ibu tidak terdapat disitu. Saya langsung bergegas ke dapur serta kulihat Ibu lagi muntah- muntah di wastafel dapur. Kala berakhir Ibu langsung berputar tubuh menatapku sayu serta mukanya yang menawan itu nampak sedikit pucat. Tanpa pikir panjang saya langsung memeluk Ibu serta memberitahukan berita gembira ini.

“ Ibu, saya diterima di Universitas xxxx, Jurusan xxx”. Kataku sembari memeluknya erat.

Selamat ya sayang, kesimpulannya anak Ibu tercapai pula cita- citanya”. Katanya sembari menatapku sayu.

“ Ibu kok hari ini keliatan pucat banget, Ibu sakit ya”. Kataku sembari menemperkan punggung tanganku ke dahinya.LINK LOGIN NGAMENTOGEL TERBARU 2021

“ Gak sayang Ibu gak sakit kok, Ibu hanya hhmmm”. Katanya agak ragu- ragu menanggapi pertanyaanku.

“ Iya Ibu mengapa, mari ngomong jangan buat saya tambah takut”. Desakku padanya.

“ Ibu berbadan dua Jerry, ini anak kalian”. Jawabnya sembari melekatkan tanganku ke perutnya.

“ Beneran Ibu berbadan dua? Tau darimana kalo saat ini lagi berbadan dua”. Tanyaku seolah tidak yakin.

“ Ini sayang”. Ibu menampilkan test packnya yang dia kantongi di dasternya serta terdapat lambang positif yang menunjukkan dia memanglah positif berbadan dua.

Mendengar itu saya bahagia bukan kepalang, kuciumi Bundaku kemudian kubawa dia kekamarnya buat memperingati kebahagiaan kita berdua. Malam itu kami bermain seks dengan panas hingga pagi sebab Papa lagi terdapat di luar kota. Kesimpulannya sehabis berakhir kami juga tidur berpelukan telanjang.

Keesokan harinya dikala makan pagi bersama, saya bertanya pada Ibu tentang Papa. Ibu cuma bereaksi santai kalau itu merupakan urusannya serta saya tidak butuh pusing. Intinya ia memiliki metode buat meyakinkan Papa biar yakin kalau anak yang terdapat dalam kandungannya merupakan anak dari benih Papa meski sejatinya itu merupakan benihku. Saya juga lega serta dapat berfokus buat mengalami masa perkuliahan yang sebentar lagi hendak datang.TOGELSERATUS DISKON TERBESAR DI INDONESIA

Sebagian bulan setelah itu saya juga mulai kuliah dengan menyandang status selaku seseorang mahasiswa baru. Seluruh masa orientasi telah saya lalui serta saat ini telah mulai disibukkan dengan aktivitas perkuliahan.

Jadi mahasiswa membuatku wajib pintar membagi waktu antara perkuliahan serta urusan rumah sebab dikala ini bayiku yang di dalam perut Ibu pula telah terus menjadi membengkak serta Papa memintaku buat melindungi Ibu kala ia tidak terdapat di rumah. Saya menyanggupinya serta berupaya buat senantiasa mencermati Ibu di sela- sela kesibukanku.

Hadapi kehamilan sehabis 18 tahun lamanya membuat Ibu jadi lebih sensitif, kerapkali saya di buat kewalahan dengan permintaannya kala mengidam. Tetapi satu perihal yang tentu, Ibu jadi lebih seksi kala berbadan dua serta kami senantiasa berhubungan seks meski tidak sesering tadinya mengingat keadaan Bundaku yang lagi berbadan dua kali ini. Kehamilan Ibu membuatku jadi terus menjadi menyayangi serta menyayanginya.

Sehabis 9 bulan memiliki, kesimpulannya Ibu melahirkan balita kembar pria pas di umurnya ke 40 tahun. Papa juga menyongsong kelahiran balita kembar tersebut dengan sukacita sebab sehabis 19 tahun kesimpulannya dia dapat mempunyai anak lagi di umurnya yang ke 42 tahun. Balita tersebut diberi nama Brando serta Nicholas. Saya sendiri begitu senang sebab bisa jadi“ kakak sekalian bapak” untuk kedua adik kembarku. Raga mereka berdua pula nampak tampan khas Peranakan Tionghoa- Pakistan.

Tetapi terdapat sedikit keanehan di antara mereka berdua. Ya penis kedua“ adikku” ini sedikit lebih besar serta panjang dari bayi- bayi pada umumnya. Di dikala Papa lagi keluar kamar penderita, saya serta Ibu juga menanyakan pada dokter tentang keadaan kedua adikku. Dokter berkata itu merupakan bawaan genetik sehingga penis mereka berdua nampak sedikit lebih besar serta panjang. Tetapi dia berkata tidak butuh takut sebab itu masih dalam jenis wajar tetapi dia senantiasa berpesan buat senantiasa memonitor keadaan pertumbuhan Brando serta Nicholas. Saya serta Ibu mencermati pesan dokter sembari mengangguk- angguk.LINK TERBARU JITUSERATUS HADIAH TERBESAR



“ Ibu, saya khawatir jika kedua anak kita terdapat kelainan”. Kataku pada Ibu.

” Udah tenang aja sayang, yang berarti kita monitor terus keadaan mereka berdua, mudah- mudahan aja itu hanya bawaan genetik, lagipula waktu kalian lahir dahulu pula kontolmu pula lebih besar serta panjang seperti mereka berdua. Hasilnya kan saat ini kalian senantiasa berkembang wajar seperti anak biasa meski dimensi kontolmu senantiasa gak biasa buat Ibu hihihi”. Kata Ibu menenangkanku sembari tertawa kecil.



Saya juga cuma tersenyum mendengar perkata Ibu kemudian menghadiahinya kecupan hangat di dahinya. Ibu juga membalas dengan senyuman manis sembari memegang pipi serta rambutku.

Sehabis sebagian bulan setelah itu, nyatanya ketakutanku terhadap kedua“ adikku” kesimpulannya tidak jadi realitas. Brando serta Nicholas secara raga serta mental berkembang wajar seperti kanak- kanak wajar pada umumnya. Saya juga lega tidak memandang kecacatan raga ataupun mental dari mereka berdua meski nampak dimensi celana dalam mereka agak lebih besar sebab wajib menampung penis mereka yang agak besar.LINK DAFTAR BELIJITU TERBARU 2021

Saya juga bernazar menghamili Ibu lagi. Saya mau mempunyai anak sebanyak- banyaknya dari perempuan menawan generasi Pakistan yang sudah melahirkanku 19 tahun kemudian. Telah kuutarakan niatku itu padanya. Ibu juga tersenyum serta menanggapi tunggu Brando serta Nicholas agak besar dahulu, baru nanti dia hendak bersedia berbadan dua lagi dariku. Saya juga telah tidak tabah lagi menunggu saat- saat itu serta mudah- mudahan perihal tersebut bisa jadi realitas di masa yang hendak tiba.

sumber : Cerita dewasa

No comments